FAKULTAS TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI - MANAJEMEN PROYEK
Saya akan membagikan Materi yang diambil dari buku Manajemen Proyek Ir.Abrar MT
Download file docs : BAB I Manajemen Proyek
Download file docs : BAB I Manajemen Proyek
Manajemen Proyek adalah salah satu mata kuliah pilihan di Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Sekolah Tinggi Teknologi Garut. Pengalaman saya belajar mata kuliah ini, hari ini saya di arahkan untuk merencanakan sebuah proyek. Proyek tersebut adalah merencanakan sebuah usaha, usaha tersebut adalah merencanakan membuat sebuah pabrik. Proses perencanaan sebuah pabrik ini direncankan bersama dengan kelompok yang sudah ditentukan.
kelompok saya ini beranggotakan 9 orang yang terdiri dari 4 perempuan dan 5 laki - laki. Setelah Penjelasan Dosen mengenai perencanaan berakhir kami pun berdiskusi mengenai nama pabrik yang akan kami rencanakan, maksud nama disini adalah , kami harus merencanakan ingin membuat pabrik "pembuatan apa" bukan nama dari pabrik yang rencananya akan kami buat :)
Dengan memikirkan apa yang akan dibuat dalam perencanaan pabrik ini, kami merasakan kebingungan yang cukup lama, maklum kami belum pernah terjun ataupun sekedar merencanakan tentang hal seperti ini sebelumnya.
Saya akan membagikan Materi yang diambil dari buku Manajemen Proyek Ir.Abrar MT
Download file docs : BAB I Manajemen Proyek
BAB I
MANAJEMEN PROYEK
1.1 PENDAHULUAN
Kemajuan dalam
kegiatan industri pada beberapa aspek memerlukan manajemen atau pengelolaan
yang dituntut memiliki kinerja, kecermatan, keekonomisan, keterpaduan,
kecepatan, ketepatan, ketelitian serta keamanan yang tinggi dalam rangka
memperoleh hasil akhir yang sesuai harapan. Pengelolaan suatu kegiatan dengan
investasi berskala besar dan tingkat kompleksitas yang sangat sulit membutuhkan
cara teknik/ metode yang teruji, sumber daya yang berkualitas, serta penerapan
ilmu pengetahuan yang tepat dan up to
date.
Manajemen
sebagai ilmu mengelola suatu kegiatan yang skalanya dapat bersifat kecil atau
bahkan sangat besar, mempunyai ukuran tersendiri terhadap hasil akhir. Dengan
menerapkan prinsip – prinsip dasar manajemen yang sama oleh individu atau
organisasi yang berbeda, hasil akhir proses manajemen dapat berbeda satu sama
lain. Ini karena ada perbedaan – perbedaan budaya, pengalaman, lingkungan,
kondisi sosial, tingkat ekonomi, karakter sumber daya manusia serta kemampuan
untuk menguasai prinsip – prinsip dasar manajemen.
Perkembangan
ilmu pengetahuan tentang manajemen berjalan beriringan dengan perkembangan
praktis yang terjadi sehari – hari dalam laju kemajuan implementasi prinsip –
prinsip manajemen pada masyarakat. Pengalaman selama proses implementasi memberikan
suatu data primer yang berguna untuk mengembangkan teori – teori manajemen agar
menjadi lebih luas dan mempunyai nilai tambah, sehingga dapat menyesuaikan
dengan perubahan – perubahan yang terjadi dan memberikan kontribusi bagi
perkembangan ilmu manajamen baik secara teoritis maupun praktis.
Untuk memberikan
gambaran tentang manajemen, selanjutnya diuraikan ruang lingkup manajemen,
seperti definisi dan kegiatan – kegiatan dalam manajemen, manajemen proyek, karakteristik
proyek, stakeholder ( pemangku kepentingan ) pada proyek serta organisasi
proyek, kontrak - kontrak pada proyek, kinerja proyek, manajemen lingkungan,
manajemen resiko serta sistem informasi manajemen proyek yang dijelaskan dalam
uraian berikut :
Download file docs : BAB I Manajemen Proyek
Download file docs : BAB I Manajemen Proyek
1.2 DEFINISI
DAN ASPEK – ASPEK DALAM KEGIATAN MANAJEMEN PROYEK
Manajemen
Suatu ilmu
pengetahuan tentang seni memimpin organisasi yang terdiri dari kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian terhadap sumber –
sumber daya yang terbatas dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran yang efektif
dan efisien.
Tujuan Manajemen
Mendapatkan metode atau cara teknis
yang paling baik agar dengan sumber – sumber daya yang terbatas diperoleh hasil
maksimal dalam hal ketepatan, kecepatan, penghematan dan keselamatan kerja
serta komprehensif.
Unsur – unsur
Manajemen
Tujuan: sasaran yang hendak dicapai
dalam optimasi biaya, mutu, waktu dan keselamatan.
Pemimpin : mengarahkan orgnisasi
dalam mencapai sasaran dan tujuan.
Sumber – sumber daya yang terbatas:
manusia, modal/biaya, peralatan dan material
Kegiatan : Perencanaan,
Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Pengendalian.
Perencanaan
(Planning)
Pada kegiatan
ini dilakukan antisipasi tugas dan kondisi yang ada dengan menetapkan sasaran
dan tujuan yang harus dicapai serta menentukan kebijakan pelaksanaan, program
yang akan dilakukan, jadwal waktu pelaksanaan, prosedur pelaksanaan secara
administrative dan operasional serta alokasi anggaran biaya dan sumber daya.
Perencanaan
harus dibuat dengan cermat, lengkap, terpadu dan dengan tingkat kesalahan
paling minimal. Namun hasil dari perencanaan bukanlah dokumen yang bebas dari
koreksi karena sebagai acuan bagi tahapan pelaksanaan dan pengendalian,
perencanaan harus terus disempurnakan secara iterative untuk menyesuaikan
dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi pada proses selanjutnya.
Download file docs : BAB I Manajemen Proyek
Download file docs : 1.3.1 Siklus Proyek
Download file docs : BAB I Manajemen Proyek
Download file docs : 1.3.1 Siklus Proyek
Pengorganisasian
(Organizing)
Pada kegiatan
ini dilakukan identifikasi dan pegelompokan jenis – jenis pekerjaan, menentukan
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab personel serta meletakkan dasar bagi
hubungan masing – masing unsur organisasi. Untuk menggerakkan organisasi,
pimpinan harus mampu mengarahkan organisasi dan menjalin komunikasi
antarpribadi dalam hierarki organisasi. Semua itu dibangkitkan melalui tanggung
jawab dan partisipasi semua pihak.
Struktur
organisasi yang sesuai dengan kebutuhan proyekk dan kerangka penjabaran tugas
personel penanggung jawab yang jelas, serta kemampuan personel yang sesuai
keahliannya, akan diperoleh hasil positif bagi organisasi.
Download file docs : BAB I Manajemen Proyek
Download file docs : BAB I Manajemen Proyek
Pelaksanaan
(Actuating)
Kegiatan ini
adalaha implementasi dari perencanaan yang telah ditetapkan, dengan melakukan
tahapan pekerjaan yang sesungguhnya secara fisik atau non fisik sehingga produk
akhir sesuai dengan sasaran daan tujuan yang telah ditetapkan. Karena kondisi
perencanaan sifatnya masih ramalan dan subyektif serta masih perlu
penyempurnaan, dalam tahapan ini sering terjadi perubahan – perubahan dari
rencana yang telahditetapkan.
Biasanya pada
tahapan pelaksanaan, pihak – pihak yang terlibat lebih beragam. Oleh karena
itu, dibutuhkan koordinasi terpadu untuk mencapai keserasian dan keseimbangan
kerja. Pada tahapan ini juga telah ditetapkan konsep pelaksanaan serta personel
yng terlibat pada organisasinya, kemudian secara detail menetapkan jadwal,
program, alokasi biaya, serta alokai sumber daya yang digunakan.
Pengendalian (
Controlling )
Kegiatan yang
dilakukan pada tahapan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa program dan
aturan kerja yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan penyimpangan paling
minimal dan hasil paling memuaskan. Untuk
itu dilakukan bentuk – bentuk kegiatan seperti berikut :
·
Supervisi
: melakukan serankaian tindakan
koordinasi pengawasan dalam batas wewenang dan tanggung jawab menurut prosedur
organisasi yang telah ditetapkan, agar dalam operasional dapat diakukan secara
bersama – sama oleh semua personel dengan kendai pengawas.
·
Inspeksi:
melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan dengan tujuan menjamin
spesifikasi mutu dan produk sesuai dengan yang direncanakan.
·
Tindakan
Koreksi : melakukan perubahan dan perbaikan
terhadap rencana yang telah ditetapkan untuk menyesuaikan dengan kondisi
pelaksanaan.
Proses dalam
manajemen sifatnya umum dan dapat digunakan dalam berbagai kegiatan/bidang yang
membutuhkan pengelolaan yang sistematis, terarah serta memiliki sasaran dan
tujuan yang jelas. Macam dan bidang yang menggunakan ilmu manajemen adalah
manajemen pemerintahan, manajemen industri, manajemen perusahaan, manajemen
sumber daya, manajemen proyek, dan lain sebagainya. Untuk manajemen proyek
biasanya kurun waktu dibatasi oleh program – program yang sifatnya sementara
dan berakhir bila sasaran dan tujuan organisasi proyek sudah tercapai. Bila
membuat proyek sejenis pada waktu sesuadahnya biasanya sasaran dan tujuannya
lebih inovatif dengan memodifikasi program – program sebelumnya.
Download file docs : BAB I Manajemen Proyek
Download file docs : BAB I Manajemen Proyek
Proyek :
Gabungan dari sumber – sumber daya
seperti manusia, material, peralatan dan modal/ biaya yang dihimpun dalam suatu
wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan.
Dari semua uraian diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan,
keahlia, dan keterampilan. Cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang
terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar
mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu, serta
keselamatan kerja.
Dari Gambar 1.1
dapat diuraikan bahwa proses manajemen proyek dimulai dari kegiatan perencanaan
hingga pengendalian yang didasarkan atas input – input seperti tujuan dan
sasaran proyek, informasi dandata yang digunakan, serta penggunaan sumber daya
yang benar dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
Dalam proses
sesungguhnya, pemimpin dengan dengan wewenang yang ada dalam organisasi proyek mengelola
dan mengarahkan segala perangkat dan sumber daya yang ada dengan kondisi
terbatas, tetapi berusaha memperoleh
pencapaian paling maksimal sesuai dengan standar kinerja proyek dalam hal
biaya, mutu, waktu dan keselamatan kerja yang telah ditetapkan sebelumnya.
Untuk
mendapatkan produk akhir yang maksimal, segala macam kegiatan pada proses
manajemen proyek direncanakan dengan detail dan akurat untuk mengurangi
penyimpangan – penyimpangan. Dan bila ada tindakan koreksi dalam proses
selanjutnya, diusahakan koreksi tersebut tidak terlalu banyak.
1.1.1
ASPEK
– ASPEK DALAM MANAJEMEN PROYEK
Dalam manajemen
proyek, yang perlu dipertimbangkan agar output proyek sesuai dengan sasaran dan
tujuan yang direncanakan adalah mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin
timbul ketika proyrk dilaksanakan. Beberapa aspek yang dapat diidentifikasi dan
menjadi masalah dalam manajemen proyek serta membutuhkan penanganan yang cermat
adalah sebagai berikut :
·
Aspek
Keuangan : Masalah ini berkaitan dengan
pembelanjaan dan pembiayaan proyek. Biasanya berasal dari modal sendiri dan/
atau pinjaman dari bank atau investor dalam jangka pendek atau jangka panjang.
Pembiayaan
proyek menjadi sangat krusial bila proyek berskala besar dengan tingkay
kompleksitas yang rumit, yang membutuhkan analisis keuangan yang cermat dan
terencana.
·
Aspek
Anggaran Biaya : masalah ini berkaitan
dengan perencanaan dan pengendalian biaya selama proyek berlangsung.
Perencanaan yang matang dan terperinci akan memudahkan proses pengendalian
biaya, sehingga biaya yang dikeluarkan sesuai dengan anggaran yang
direncanakan. Jika sebaliknya, akan terjadi peningkatan biaya yang besar dan
merugikan bila proses perencanaan salah.
·
Aspek
Manajemen Sumber Daya Manusia : Masalah ini
berkaitan dengan kebutuhan dan alokasi SDM selama proyek berlangsung yang
berfluktuatif. Agar tidak menimbulkan masalah yang kompleks, perencanaan SDM
didasarkan atas organisasi proyek yang dibentuk sebelumnya dengan melakukan
langkah – langkah, proses staffing SDM,deskripsi kerja, perhitungan beban
kerja, deskripsi wewnang dan tanggung jawab SDM serta penjelasan tentang
sasaran dan tujuan proyek.
·
Aspek
Manajemen Produksi : Masalah ini berkaitan
dengan hasilakhir dari proyek; hasil akhir proyek negative bila proses
perencanaan dan pengendaliannya tidak baik. Agar hal ini tidak terjadi, maka
dilakukan berbagai usaha untuk meningkatkan produktivitas SDM, meningkatkan
efisiensi proses produksi dan kerja, meningkatkan kualitas produksi melalui jaminan
mutu dan pengendalian mutu.
·
Aspek
Harga : Masalah ini timbul karena kondisi
eksternal dalam hal persaingan harga,
yang dapat merugikan perusahaan karena produk yang dihasilkan membutuhkan biaya
produksi yang tinggi dan kalah bersaing dengan produk lain.
·
Aspek
Efektivitas dan Efisiensi : Masalah ini dapat
merugikan bila fungsi produk yang dihasilkan tidak terpenuh/ tidak efektif
ataudapat juga terjadi bila faktor efisiensi tidak terpenuhi, sehingga usaha
produksi membutukan biaya yang besar.
·
Aspek
Pemasaran : Masalah ini timbul berkaitan dengan
perkembangan faktor eksternal sehubungan dengan persaingan harga, strategi
promosi, mutu produk serta analisispasar yang salah terhadap produksi yang
dihasilkan.
·
Aspek
Mutu : Masalah ini berkaitan dengan kualitas
produk akhir yang nantinya dapat meningkatkan daya saing serta memberikan
kepuasan bagi pelanggan.
·
Aspek
Waktu : Masalah waktu dapat menimbulkan kerugian
biaya bila terlambat dari yang direncanakan serta akan menguntungkan bila dapat
dipercepat.
Download file docs : BAB I Manajemen Proyek
Download file docs : BAB I Manajemen Proyek
Timbulnya suatu
proyek, dalam kurun waktu yang dibatasi, biasanya disertai dengan kebutuhan –
kebutuhan yang sifatnya mendesak karena tuntutan pengembangan dan tingkat
pertumbuhan sosial dan ekonomi dari suatu lokasi atau daerah tertentu. Proyek
biasanya difasiitasi oleh pemerintah atau dapat juga dilatarbelakangi semata –
mata oleh manfaat ekonomis, yang biasanya dilakukan oleh sector swasta.
Besar kecilnya
proyek yang biasa difasilitasi oleh pemerintah menentukan jumlah keterlibatan
sumber daya. Karena itu, nilai sosialdan ekonomis proyek terhadap pertumbuhan
suatu daerah menjadi pertimbangan penting dalam perwujudannya. Proyek – proyek
yang besar biasanya dipenuhi dengan kegiatan – kegiatan yang membutuhkan
dukungan dan suplai sumber daya seperti tenaga kerja, material, peralatan dan
modal yang besar pula, sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dari
hulu sampai hilir pada daerah lokasi proyek tersebut. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan
investasi ini dapat berupa penyerapan sumber daya yang cukup besar, peningkatan
hasil akhir yang lebih efektif dan efisien, penghematan devisa, dan lain
sebagainya.
Besar kecilnya
jenis proyek juga dapat memberikan indikasi kegiatan utama yang dilakukan
didalamnya. Masing –masing proyek biasanya mempunyai karakteristik tersendiri
dalam kegiatan yang dilakukan, tujuan dan sasaran, serta produk akhir. Untuk
lebih jelas, berikut ini diuraikan jenis proyek berdasarkan komponen kegiatan
utama dan produk akhir.
§ Proyek Konstruksi : kegiatan
utamanya adalah studi kelayakan, design
engineering, pengadaan dan konstruksi. Hasilnya berupa pembangunan
jembatan, gedung, pelabuhan, jalan raya, dan sebagainya, yang biasanya menyerap
kebutuhan sumber daya yang besar serta dapat dimanfaatkan oleh orang banyak.
§ Proyek Industri
Manufaktur : Kegiatan utamanya adalah design engineering, pengembangan produk,
pengadaann, manufaktur, perakitan, uji coba terhadap produk serta pemasaran.
Produknya dapat berupa kendaraan, alat elektronik, bahan tekstil, pakaian,serta
lainnya yang dapat diproduksi dalam jumlah massal,penggunaanya dapat bersifat
individu atau dapat digunakan orang banyak.
§ Proyek Penelitian dan
Pengembangan : kegiatan utama pada proyek ini
adalah melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka menghasilkan produk
tertentu. Proses pelaksanaan serta lingkup kerja yang dilakukan sering
mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan tujuan akhir proyek. Tujuan
proyek dapat dapat berupa memperbaiki atau meningkatkan produk, pelayanan, atau
metode produksi.
§ Proyek Padat Modal : jenis
proyek ini tidak diartikan berdasarkan komponen kegiatannya saja, tetapi lebih
kepadajumlah dana capital yang digunakan dengan jumlah cukup besar. Proyek
padat modal tidak selalu berarti padat tenaga kerja, namun dapat saja proyek
dengan teknologi tinggi yang membutuhkan biaya besar dengan tenaga kerja
secukupnya. Sebagai contoh adalah proyek pembebasan lahan, pembelian material
dan peralatan dengan jumlah besar, pembangunan fasilitas produksi, dan lain
sebagainya.
§ Proyek Pengembangan
Produk Baru : Proyek ini merupakan gabungan
antara proyek penelitian dan pengembangan dengan proyek padat modal, lau
dilanjutkan dengan mendirikan unit percobaan dalam bentuk pilot plan. Setelah hasil uji coba berhasil dan dapat diproduksi
secara massal, dilanjutkan dengan proyek padat modal untuk membangun fasilitas
produksi sesuai dengan kapasitas yang diinginkan.
§ Proyek Pelayanan
Manajemen : Proyek ini berkenaan dengan
kegiatan – kegiatan spesifik suatu perusahaan dimana produk akhirnya berupa
jasa atau dalam bentuk nonfisik. Laporan akhir dari proyek dapat dipakai oleh
perusahaan pemilik proyek sebagai rekomendasi untuk pedoman pelaksanaan, serta
efisiensi pengelolaan suatu pekerjaan. Contoh jenis proyek ini adalah proyek
pengemabangan sistem informasi perusahaan, perbaikan efisiensi kinerja
perusahaan, dan sebagainya.
§ Proyek Infrastruktur : Proyek
ini biasanya berkaitan dengan penyediaan kebutuhan masyarakat secara luas dalam
hal prasarana transportasi, pembangunan waduk pembangkit tenaga listrik,
pengairan sawah,sarana instalasi telekomunikasi dan penyediaan sumber air
minum. Biasanya proyek ini padat modal dan padat karya yang mendapat bantuan
pinjaman dari donator luar negeri dengan pinjaman jangka panjang, yang
pembayaran serta pengelolaan dananya dilakukan oleh pemerintah atau dapat juga
dengan investasi pihak swasta kemudian pemerintah memberi konsesi.
Kompleksitas proyek dapat
ditunjukkan berdasarkan skala proyek, modal yang ditanamkan, sumber
daya,tingkat keunikan, hubungan internal dan eksternal pada proyek, serta
toleransi penyimpangan yang dapat diterima. Besar kecil proyek tidak dapat
menentukan kompleksitas proyek karena proyek kecil dapat saja lebih kompleks pengelolaannya
daripada proyek besar.
Keunikan proyek
membutuhkan cara penangan yang berbeda – beda. Sebagai contoh jenis proyek
konstruksi memiliki keunikan dan kompleksitas tersendiri karena lokasi site, keadaan alam, querry, tenaga kerja
local yang berganti – ganti, keterampilan tenaga kerja yang relative rendah,
lokasi dilapangan terbuaka dengan keadaan cuaca yang berubah – ubah, jumlah SDM
yang terlibat cukup banyak, penggunaan peralatan dari skala kecil dan
pengelolaaanya akan berbeda walau jenis konstruksinya sama. Dengan keadaan
diatas, tingkat kelalaian serta toleransi penyimpangannya cukup besar, yang
sebanding dengan tingkat komleksitas proyek, karena itu pencapaian kinerja
proyek masih di bawah proyek – proyek manufaktur.
Proyek
manufaktur dengan penggunaan sumber daya yang relative lebih sedikit dan
tingkat kualitas sumberdaya yang cukup,lokasi proyrknya cenderung tertutup,
toleransipenyimpangan terhadap produk akhirnya dapat ditekan dengan teknologi
yang lebih maju, cara pengendalian lebih sistematis serta tingkat kecermatan
lebih tinggi, produk akhirnya lebih terukur dan presisi daripada proyek
konstruksi, serta lebih mudah sempurna sesuai sasaran dan tujuan proyek, dengan
toleransi penyimpangan (dalam hal pemenuhan kualitas, keselamatan serta
biaya/harga bersaing) paling minimal karena akan sangat berpengaruh terhadap
perusahaan ketika produk akhir dilepas kepada masyarakat. Sedangkan untuk
proyek infrastruktur, yang biasanya jumlah modalnya sangat besar,langsung
ditangani oleh pemerintah dengan dana APBN atau dana APD.
Namun
kecenderungan yang terjadi sekarang adalah mengurangi peran pemerintah dan
memberi peran yang lebih besar kepada pihak swasta dengan alasan – alasan
efisiensi danefektivitas proyek,dana dan anggaran pemerintah yang
terbatas, subsidi ke masyarakat
dikurangi serta untuk mendapatkan akuntabilitas serta transparansi
penyelnggaraanproyek. Pihak pemerintah lebih berperan sebagai fasilitator yang
memberikn aturan – aturan kebijakan yang tidak merugikan masyarakat maupun
investor.
Konsekuensinya
adalah pihak swasta mengeluarkan sejumlah biaya lalu diberi hak pengelolaan
dengan konsesi penyelenggaraan dan pemungutan biaya kepada masyarakat serta
kepemilikan asset dalamkurun waktu tertentu sesuai kesepakatan antara pihak
pemerintah dan swasta. Pihak swasta dengan modal yang ada diberi otoritas yang
proporsional. Mereka mengajukan proposal atau diundang pemerintah
dalampengembangan dan pengelolaan proyek infrastruktur yang akan dibangun sejak
pernecanaan hingga penyerahan kembali kepada pemerintah.
Skema tersebut
seringdisebut sebagai Build Operate
Transfer (BOT), dimana pembiayaan proyek oleh swasta secara penuh atau
sebagian dan kepadanya diberikan hak penyelenggaraan dalam kurun waktu
tertentu, kemudian pihak pemerintah mengambil alih seluruh asetproyek dan
menjadi penyelenggara selama umur sisa proyek dan bahkan dapat saja tanpa
melakukan pungutan biaya bila secara finansialtelah menguntungkan dalam rangaka
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Skema BOT
diperkenalkan pertama kali oleh PM Turki Turgut Ozal pada awaltahun 1980-an dan
selanjutnya oleh Mark Augenblick. Dalam bukunya pada tahun 1990, Scott Custer
Jr. Menguraikan alasan lahirnya BOT di negara – negaraberkembang karena
pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Pada tahun – tahun berikutnya konsep BOT
makin banyak dipakai untuk proyek infrastruktur oleh Negara berkembang.
Download file docs : BAB I Manajemen Proyek
Download file docs : BAB I Manajemen Proyek
No comments:
Post a Comment