Materi Kuliah Teknik Industri , analisa perancangan sistem, Sistem Produksi, Operation Research, Ekonomi Teknik, Analisa Keputusan, Analisa Produktivitas, Analisa Perancangan Kerja, Manajemen Perusahaan Industri, Keselamatan dan kesehatan Kerja. definisi, interaksi, tujuan, lingkungan sistem, Hick, John Burch, Konsep sistem, Kontrol , karakteristik
Saturday, 24 September 2016
ANALISA FINANSIAL
ANALISA FINANSIAL
STATISTIK NON PARAMETRIK
STATISTIK NON PARAMETRIK
PSIKOLOGI INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PSIKOLOGI INDUSTRI
DAFTAR ISI
- MAKNA PERBEDAAN - PERBEDAAN INDIVIDU DALAM INDUSTRI
- Pengertian Organisasi Perusahaan
- Perbedaan Individu Dalam Segi Fisiknya
- Perbedaan Individu Dalam Segi Psikis
- Prisip - prinsip Hukum Tingkah Laku Manusia
- Kesimpulan
2. ANALISIS JABATAN
- Pengantar
- Isi Analisis Jabatan
- Metode Yang Dipergunakan Untuk Analisis Jabatan
- Bagaimana Memvalidir Analisis Jabatan
- Bagaimana Membuat Analisis Jabatan Sehingga Dapat Dipercaya
- Kegunaan Analisis Jabatan
- Hasil Analisi Jabatan
3. PENGUKURAN TERHADAP KECAKAPAN KERJA KARYAWAN (MEASURING EMPLOYEE PROFICIENCY)
- Pengantar
- Beberapa Pendekatan Untuk Mengukur Kecakapan Kerja Karyawan
- Macam - macam prosedur Subjektif
- Rating Scale
- Checklist
- Employee Comparison
- Critical Incident
- Group Appraisal
- Essay Evaluation
4. MOTIVASI KERJA
- Pengantar
- Hakekat Kerja
- Job Performance
- Need Hierarchy Theory
- Teori Kebutuhan Model Edwards
- Teori Motivasi Sosial Model Mc Clelland
- Hubungan Antara Job Performance dengan Motivasi Kerja
- Pengukuran Job Performance
5. PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PERSONIL
- Pengantar
- Faktor - Faktor yang harus diperhatikan dalam Training
- Definisi Training ( latihan) dan Pengembangan Personil
- Identifikasi Kebutuhan Training/ Pengembangan Tenaga kerja
- Sistem Training & Pengembangan
- Penetapan Sasaran/ Tujuan Latihan/ Pengembangan Tenaga Kerja
- Evaluasi Program Latihan da Pengembangan
- Evaluasi Terhadap reaksi (Tanggapan Peserta)
- Pola - pola Eksperimen dan Analisanya
- Metode - Metode latihan dan Pengembangan
- Prinsip - prinsip Belajar Dalm Proses Mengajar - Belajar
6. MASALAH UPAH
- Pengertian Mengenai Upah
- Sistem Upah
- Macam - macam Upah perangsang
- syarat - syarat bagi suatu Rencana dan Sistem Upah yang Baik
7. KEPUASAN KERJA
- Definisi Kepuasan Kerja
- Teori - teori tentang kepuasan kerja
- Penelitian - penelitian tentang kepuasan Kerja
8. TINGKAH LAKU MEMBELI (CONSUMER BEHAVIOR)
- Tinjauan Psikologis Terhadap Tingkah Laku Membeli
- Menilai keinginan serta kebutuhan para konsumen berdasarkan situasi pasar
- Mewujudkan kebutuhan dan Keinginan para Konsumen ke dalam bentuk barang - barang
- Segi Psikologis dari Advertensi
- Fungsi Advertensi dalam marketing
- Pengertian mengenai Advertensi
- Kegunaan
- effektifitas Advertensi
- Kesimpuulan
9. TINJAUAN PSIKOLOGI MENGENAI MASALAH KEWIRASWASTAAN
- Pengantar
- Pentingnya Kualitas Karakteristik Psikologik bidang kewiraswastaan
- Peranan wiraswasta
- Ciri - ciri Psikologik seorang wiraswasta
- Bagaimana kewiraswastaan di Indonesia
- Masalah Pengembangan Kewiraswastaan
- Checklist
- Employee Comparison
- Critical Incident
- Group Appraisal
- Essay Evaluation
4. MOTIVASI KERJA
- Pengantar
- Hakekat Kerja
- Job Performance
- Need Hierarchy Theory
- Teori Kebutuhan Model Edwards
- Teori Motivasi Sosial Model Mc Clelland
- Hubungan Antara Job Performance dengan Motivasi Kerja
- Pengukuran Job Performance
5. PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PERSONIL
- Pengantar
- Faktor - Faktor yang harus diperhatikan dalam Training
- Definisi Training ( latihan) dan Pengembangan Personil
- Identifikasi Kebutuhan Training/ Pengembangan Tenaga kerja
- Sistem Training & Pengembangan
- Penetapan Sasaran/ Tujuan Latihan/ Pengembangan Tenaga Kerja
- Evaluasi Program Latihan da Pengembangan
- Evaluasi Terhadap reaksi (Tanggapan Peserta)
- Pola - pola Eksperimen dan Analisanya
- Metode - Metode latihan dan Pengembangan
- Prinsip - prinsip Belajar Dalm Proses Mengajar - Belajar
6. MASALAH UPAH
- Pengertian Mengenai Upah
- Sistem Upah
- Macam - macam Upah perangsang
- syarat - syarat bagi suatu Rencana dan Sistem Upah yang Baik
7. KEPUASAN KERJA
- Definisi Kepuasan Kerja
- Teori - teori tentang kepuasan kerja
- Penelitian - penelitian tentang kepuasan Kerja
8. TINGKAH LAKU MEMBELI (CONSUMER BEHAVIOR)
- Tinjauan Psikologis Terhadap Tingkah Laku Membeli
- Menilai keinginan serta kebutuhan para konsumen berdasarkan situasi pasar
- Mewujudkan kebutuhan dan Keinginan para Konsumen ke dalam bentuk barang - barang
- Segi Psikologis dari Advertensi
- Fungsi Advertensi dalam marketing
- Pengertian mengenai Advertensi
- Kegunaan
- effektifitas Advertensi
- Kesimpuulan
9. TINJAUAN PSIKOLOGI MENGENAI MASALAH KEWIRASWASTAAN
- Pengantar
- Pentingnya Kualitas Karakteristik Psikologik bidang kewiraswastaan
- Peranan wiraswasta
- Ciri - ciri Psikologik seorang wiraswasta
- Bagaimana kewiraswastaan di Indonesia
- Masalah Pengembangan Kewiraswastaan
Tuesday, 20 September 2016
SISTEM PRODUKSI II
FAKULTAS TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTR - SISTEM PRODUKSI II
Mata Kuliah Sistem Produksi ini, adalah mata kuliah lanjutan dari mata kuliah Penelitian Operasi I & II. Ada baiknya sebelum mempelajari Sistem Produksi, harus mempelajari terlebih dahulu Penelitian Operasi I & II.
Saya akan membagikan resume materi sistem produksi modern ,
Saya akan membagikan resume materi sistem produksi modern ,
HUBUNGAN
JIT, ERP dan TOC
Pendahuluan
- Proses industri harus dipandang sebagai suatu perbaikan terus
menerus (continous inmprovement), yang dimulai dari sederet siklus sejak
adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses
produksi, sampai distribusi kepada konsumen. Seterusnya, berdasarkan informasi
sebagai umpan balik yang dikumpulkan dari pengguna produk (pelanggan) itu kita
dapat mengembangkan ide-ide untuk menciptakan produk baru atau memperbaiki
produk lama beserta proses produksi yang ada saat ini. Pengembangan suatu
industri manufacturing memerlukan perbaikan reformasi bisnis modern
yang mencakup keseluruhan sistem industri dari kedatangan material sampai
distribusi kepada konsumen dan desain ulang produk untuk masa mendatang.
Sistem
manajemen industri tradisional memperlakukan departemen pemasaran sebagai
departemen yang bertugas sekedar menjual produk dan mengelola administrasi
penjualan. Kondisi ini diperparah lagi dengan departemen Production
Planning and Inventory Control (PPIC) yang berfungsi sekedar untuk
menyetujui dan mengeluarkan pesanan produksi, tanpa berpesan penting dalam
peningkatan efisiensi, kualitas, daya saing dan lain-lainya, sehingga tampak
adanya kesenjangan komunikasi yang bertanggung jawab memberikan informasi yang
berkaitan dengan kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu perusahaan menerapkan
strategi sistem perencanaan dan pengendalian manufacturing untuk
menghindari masalah yang mungkin terjadi pada proses manufaktur nanti.
Strategi-strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan continous
improvement antara lain MRP, MRP II, ERP, Just In Time maupun TOC.
JUST
IN TIME (JIT) - Merupakan falsafah pemecahan masalah yang berkelanjutan
dan memang harus dihadapi yang dapat menyebabkan sesuatu terbuang
percuma. Karena banyak manfaat dari JIT maka konsep ini sangat penting
untuk dipelajari.
JIT
adalah suatu filosofi yang dikembangkan oleh Taiichi Ohno yang diterapkan dalam
sistem produksi Toyota Motor Company di Jepang yang menekankan pemborosan dan
segala sesuatu yang tidak memberi nilai tambah dengan menyediakan sumber daya
pada tempat dan waktu yang tepat. Filosofi meliputi suatu penekanan atas
pengurangan biaya setup, small lotsizes, sistem tarik, level produksi, dan
penghapusan waste. JIT adalah suatu filosofi manajemen yang bekerja keras untuk
menghapuskan barang sisa pabrikasi dengan melakukan produksi pada tempat dan
waktu yang tepat. Barang sisa diakibatkan oleh manapun aktivitas yang
menambahkan biaya tanpa menambahkan nilai, seperti perpindahan dan menyimpan.
Sistem JIT ini akan mengakibatkan persediaan lebih sedikit, jumlah pekerja
lebih sedikit, dan biaya produksi yang lebih rendah serta produk dapat
diserahkan ke pelanggan tepat waktu. Terdapat tiga prinsip utama just in time
dalam pengendalian kualitas, yaitu output yang bebas cacat adalah lebih penting
daripada output itu sendiri, segala kesalahan dan kerusakan dapat dicegah, dan
tindakan pencegahan adalah lebih murah daripada pekerjaan mengulang.
Roger G. Schroeder,
mendefinisikan tujuan sistem just in time adalah memperbaiki laba dan hasil
investasi melalui pengurangan biaya, penurunan sediaan, dan perbaikan mutu.
Sarana untuk mencapai tujuan ini adalah menghilangkan pemborosan dan melibatkan
para pekerja di dalam proses produksi. Yang dilakukan dalam JIT adalah pengurangan
kesia-siaan dan pengurangan variabilitas.
1. Pengurangan
Kesia-siaan
Kesia-siaan dalam
proses produksi barang maupun jasa adalah pemberian penjelasan mengenai sesuatu
yang tidak menambah nilai produk, baik yang disimpan, diperiksa, terlambah diproduksi,
mengantre maupun yang rusak. Lebih jauh lagi, setiap kegiatan yang menurut
konsumen tidak menambah nilai produk merupakan suatu kesia-siaan. JIT
mempercepat proses produksi sehingga memungkinkan penghantaran produk kepada
konsumen lebih cepat dan persediaan dalam prosespun menurun jumlahnya, sehingga
memungkinkan pemanfaatan yang lebih produktif pada asset yang sebelumnya
disimpan dalam persediaan.
2. Pengurangan
Variabilitas
Menurut konsep JIT,
untuk menjalankan pergerakan bahan baku maka manajer mengurangi variabilitas
yang disebabkan factor internal maupun eksternal.Variabilitas adalah setiap
penyimpangan dari proses optimal yang mengantarkan produk sempurna tepat waktu
setiap saat.Semakin kecil variabilitas semakin kecil pula kesia-siaan yang terjadi.
Kebanyakan, terjadinya variabilitas timbul karena perusahaan mentolerir
kesia-siaan, atau karena manajemen yang jelek, yang diantaranya dapat dirinci
sebagai berikut:
Karyawan, fasilitas dan
pemasok memproduksi unit-unit produk yang tidak sesuai dengan standar,
terlambat atau jumlah tidak sesuai.
Engineering drawing
atau spesifikasi tidak akurat.
Bagian produksi mencoba
memproduksi sebelum spesifikasi lengkap.
Permintaan konsumen
tidak diketahui.
Walaupun ada beberapa
penyebab variabilitas, seringkali variabilitas tidak terlihat karena persediaan
menyembunyikan masalah. Oleh karena itu konsep JIT diperlukan.
Oleh karena itu konsep yang mendasari JIT adalah system “tarik” yaitu memproduksi satu unit lalu ditarik ke tempat yang memerlukannya pada saat diperlukan.
Banyak perusahaan masih menggerakkan bahan baku melalui fasilitas dengan cara “dorong” yaitu pesanan ditumpuk di departemen pemrosesan agar dapat dikerjakan pada setiap ada kesempatan. Jadi bahan baku didorong ke stasiun kerja hulu tanpa memandang persediaan sumber daya. Sistem tarik dan dorong merupakan antitesis dari konsep JIT.
Oleh karena itu konsep yang mendasari JIT adalah system “tarik” yaitu memproduksi satu unit lalu ditarik ke tempat yang memerlukannya pada saat diperlukan.
Banyak perusahaan masih menggerakkan bahan baku melalui fasilitas dengan cara “dorong” yaitu pesanan ditumpuk di departemen pemrosesan agar dapat dikerjakan pada setiap ada kesempatan. Jadi bahan baku didorong ke stasiun kerja hulu tanpa memandang persediaan sumber daya. Sistem tarik dan dorong merupakan antitesis dari konsep JIT.
FAKTOR KUNCI SUKSES
DALAM JUST IN TIME
Dengan memperhatikan
ilustrasi berupa penjelasan konsep JIT menunjang tercapainya Keunggulan
kompetitif maka dapat disimpulkan bahwa ada tujuh factor kesuksesan JIT yaitu:
1. Suppliers
Hal-hal yang harus
diperhatikan adalah: Kedatangan material dan produk akhir termasuk kesia-siaan,
Pembeli dan pemasok membentuk kemitraan, Kemitraan JIT mengeliminir (Kegiatan
yang tidak penting, Persediaan dalam perjalanan, Pemasok yang jelek)
2. Layout
2. Layout
Tata letak memungkinkan
pengurangan kesia-siaan yang lain, yaitu pergerakan. Misalnya pergerakan bahan
baku maupun manusia menjadi fleksibel. JIT mempersyaratkan: a. Sel kerja untuk
product family. b. Pergerakan atau perubahan mesin. c. Jarak yang pendek. d.
Tempat yang kecil untuk persediaan. e. Pengiriman langsung ke area kerja.
3. Inventory
Persediaan dalam system
produksi dan distribusi sering dadakan untuk berjaga-jaga. Tehnik
persediaan yang efektif memerlukan Just In Time bukan Just In Case. Persediaan
Just In Time merupakan persediaan minimal yang diperlukan untuk mempertahankan
operasi system yang sempurna yaitu jumlah yang tepat tiba pada saat yang
diperlukan bukan sebelum atau sesudah.
4. Schedulling
Jadwal yang efektif
dikomunikasikan di dalam organisasi dan kepada pemasok, maka akan sangat
mendukung penerapan JIT. Penjadwalan yang lebih baik juga meningkatkan
kemampuan untuk memenuhi pesanan konsumen., menurunkan persediaan dan
mengurangi barang dalam proses. JIT mensyaratkan: a. Mengkomunikasikan
penjadwakan kepada supplier. b. Jadwal bertingkat. c. Menekankan bagian dari
skedul paling dekat dengan jatuh tempo. d. lot kecil. e. Tehnik Kanban.
5. Preventive
Maintenance
Pemeliharaan dilakukan
dalam rangka untuk menjaga hal-hal yang diinginkan supaya tidak terjadi atau
tindakan pencegahan. Misalnya dengan cara pemeliharaan rutin pada fasilitas
yang digunaka, maupun pelatihan karyawan secara terus-menerus agar dapat
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
ERP (Enterprise
Resource Planning) System - merupakan software yang mengintegrasikan semua
departemen dan fungsi suatu perusahaan ke dalam satu sistem komputer yang dapat
melayani semua kebutuhan perusahaan, baik dari departemen penjualan, HRD,
produksi atau keuangan. Meski kebutuhannya berbeda, ERP harus mampu
memenuhinya. Satu syarat yang tidak boleh ditawar-tawar lagi adalah
terintegrasi, yang menggabungkan berbagai kebutuhan pada satu software dalam
satu logical database, sehingga memudahkan semua departemen berbagi informasi
dan berkomunikasi. Selain itu ERP merupakan sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun
jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang
berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di
perusahaan bersangkutan. ERP berkembang dari (MRP II) dimana MRP II sendiri
adalah hasil evolusi dari Material
Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya.
Sistem ERP secara modular biasanya mengangani proses manufaktur, logistik,
distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan akunting
perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol
aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan,
manajemen kualitas dan sumber daya manusia. ERP sering disebut
sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan
publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini.
Keuntungan
dari ERP adalah untuk integrasi data keuangan, standarisasi proses operasi dan
standarisasi data dan informasi. Keuntungan lain yang bisa diukur dengan
menggunakan ERP adalah penurunan inventori, penurunan tenaga kerja secara
total, peningkatan service level, peningkatan kontrol keuangan, penurunan waktu
yang di butuhkan untuk mendapatkan informasi. Software ERP yang saat ini
beredar, baik yang berlisensi bayar maupun open source antara
lain SAP, JDE, BAAN,MFGPro, Protean dan Compiere.
Teori
pembatas (Teory of Constraint/TOC) - Filosofi manajemen yang dikembangkan
oleh Dr. Eliyahu M. Goldratt seorang ahli psikis Israel. TOC Berbasis pada
pernyatan bahwa ada pembatas atau kelemahan atau area kritis yang akan
menghambat pergerakan maju suatu proses.Jika kinerja/performasi untuk
ditingkatkan, suatu organisasi harus mengidentifikasi pembatasnya,
mengeksploitasi pembatasnya di dalam langkah pendek dan di dalam waktu yang
lebih lama, mencari jalan untuk mengatasi pembatas-pembatas (sumber daya yang
dibatasi). Hal ini dituangkan Goldratt pada buku karangannya ”The Goal”
Ada 5 langkah untuk
menjalankan TOC
1.
Identifikasi constraint
2.
putuskan bagaimana mengeksploitasi
constraint
3.
Jabarkan dan sinkronisasikan semua hal
untuk membuat keputusan
4.
Tingkatkan kinerja constraint
5.
Jika dari langkah 1 sampai 4 ada yang
berubah, ulangi kembali dari langkah 1
Ke 5 langkah tersebut
biasanya disebut ‘5 step of TOC’ dan merupakan prinsip dasar dalam mengembangkan
solusi TOC secara generik, yang mencakup pengelolaan proses, inventori, rantai
supply, pengembangan produk.
Teori pembatasnya
terdiri dari :
Mengidentifikasi sistem
pembatas è tidak
ada peningkatan yang mungkin kecuali kalau pembatas atau hubungan yang sangat
lemah ditemukan.
Memutuskan bagaimana
cara mengeksploitasi sistem pembatasè membuat
pembatas seefektif mungkin.
Tetap memperhatikan
bagian-bagian lain yang mempengaruhi pembatas è tetap
memperhatikan bagian lain dari sistem yang mendukung pembatas, sekalipun ini
mengurangi efisiensi sumber daya yang bukan merupakan pembatas.
Menaikkan sistem
pembatas è pengembangan
kapasitas pembatas untuk mendapatkan level performansi yang lebih tinggi. Jika suatu pembatas
sudah terselesaikan maka lanjutjan kembali ke cara pertama yaitu
mengidentifikasi pembatas-pembatas lain guna proses peningkatan berkelanjutan.
Tujuan dari TOC :
1.
Meningkatkan throughput.
2.
Menekan inventori
3.
Mempertahankan atau menghilangkan biaya
operasi.
4.
Hubungan antara MRP, MRP II, ERP, JIT
dan TOC
Hubungan antara ERP,
JIT, maupun TOC
Ketiganya merupakan
suatu metodologi fabrikasi / filosofi manajemen pengontrolan sistem manufaktur
yang diterapkan pada sebuah perusahaan dengan tujuan utamanya adalah
menyelesaikan permasalahan manufaktur yang terjadi pada suatu perusahaan guna
melakukan continous improvement. Tetapi perbedaan dari kelima filosofi
tersebut adalah pada cara menyelesaikan masalah. Ada yang dengan cara
mengurangi pemborosan (waste elimination) baik dalam material/barang, biaya, maupun
waktu yang berkaitan dengan proses manufaktur, ada yang mengidentifikasi
pembatas-pembatas yang menghalangi kemajuan suatu proses, dan ada yang mengatur
sistem perencanaan produksi baik menggunakan cara konvensional maupun modern.
Saturday, 17 September 2016
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Pendidikan Agama adalah salah satu mata kuliah di jurusan Teknik Industri. Materi kuliah kali ini yang akan saya bagikan disini adalah tentang Makhluk Hidup, Minuman dll.
saya akan membahas tentang Makhluk hidup, yaitu Binatang. Binatang yang akan saya bahas disini adalah binatang yang memiliki nama KAMBING
KAMBING
Kambing
memiliki banyak manfaat bagi manusia. Air susu kambing memiliki manfaat yang
hampir sama dengan ASI. Daging kambing itu berkah dan tidak berbahaya, orang
yang memelihara kambing kemudian menggembalanya akan memiliki sifat rendah hati.
Penyebab daging kambing disebut tidak baik untuk adalah
dikarenakan salahnya proses pengolahan daging itu sendiri menjadi makanan,
misalnya memakai bumbu dan minyak yang berlebihan, terlalu lama diolah sehingga
vitamin dan kandungan mineralnya hilang.
Penyebab lainya adalah
terlalu banyaknya mengkonsumsi daging saat pesta daging di hari raya, yang
dapat memicu penyakit. Karena apa saja yang berlebihan saat dimakan maka akan
menjadi racun, menurut ilmu kedokteran modern bahwa semua zat berpotensi
menjadi racun, tidak ada yang tidak, dosis dan indikasilah yang membedakannya
apakah ia akan menjadi racun atau obat.
Pola hidup di zaman
sekarang yang tidak sehat, makanan tidak sehat, dan gerakan yang kurang juga
menjadi faktor penting menumpuknya lemak dan kolestrol, sehingga ada akumulasi
sedikit saja kolestrol atau zat lainnya maka sudah berbahaya.
Friday, 16 September 2016
ANALISA KEPUTUSAN
FAKULTAS TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRIANALISA KEPUTUSAN
Analisa Keputusan adalah salah satu mata kuliah pilihan yang ada di jurusan Teknik Industri, mata kuliah ini menurut saya adalah mata kuliah yang cukup menyenangkan untuk dipelajari, karena kuliah yang saya dapatkan dari dosen mata kuliah ini berkaitan dengan pengambilan keputusan terhadap masalah yang sering dialami dalam kehidupan sehari - hari.
Sekarang saya ingin membagikan salah satu tugas yang telah saya kerjakan untuk tugas mata kuliah Analisa Keputusan.
Berikut di Bawah ini saya bagikan hasil dari tugas yang telah saya kerjakan :
TUGAS
ANALISAKEPUTUSANDiajukan
Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Analisa Keputusan
Oleh
Siti
Saidah Bachri
1303038
PROGRAM
STUDI TEKNIK INDUSTRI
SEKOLAH
TINGGI TEKNOLOGI GARUT
2016
SOAL :
1. Sebuah
perusahaan akan memilih satu diantara tiga produk baru untuk dipasarkan.
Produksi pertama untuk ketiga produk tersebut telah selesai dilakukan. Demikian
studi mengenai harganya. Dari hasil penelitian pasar diketahui pula distribusi
kemungkinan tingkat penjualan yang mungkin dicapai ketiga produk tersebut.
Datanya
adalah sebagai berikut :
Produk yang
dapat dihasilkan
|
|||
Produk
|
Harga per unit
|
Ongkos
|
Penerimaan
|
A
|
5000
|
2000
|
3000
|
B
|
8000
|
4000
|
4000
|
C
|
10000
|
5000
|
5000
|
Distribusi peluang tingkat
penjualan dan produk tsb
Tingkat
Penjualan /unit
|
Probabilitas
|
||
A
|
B
|
C
|
|
0
|
0
|
0.1
|
0.1
|
100
|
0
|
0.2
|
0.3
|
200
|
0.1
|
0.2
|
0.3
|
300
|
0.1
|
0.4
|
0.2
|
400
|
0.2
|
0.1
|
0.1
|
500
|
0.6
|
0
|
0
|
Tentukan :
a. Pohon
Keputusan untuk soal tersebut
b. Satu
jenis produk yang akan dipasarkan. Berdasarkan nilai ekspektasi alternatif mana
yang dipilih.
c. Produk
manakah yang dipilih berdasarkan tingkat aspirasi perolehan keuntungan minimal
400 juta rupiah.
PENYELESAIAN :
Tujuan Perusahaan : Memilih satu
diantara tiga produk untuk dipasarkan.
a. Adapun
Pohon Keputusan nya adalah sebagai berikut:
Menurut Pemilihan langsung,
Dominasi Stokastik
![]() |
Pohon Keputusan |
b. Nilai Ekspektasi
Jadi, Alternatif produk A terpilih
karena memiliki nilai ekspektasi tertinggi yaitu sebesar
Rp 1.290.000 di bandingkan dengan nilai
ekspektasi produk lain.
c. Berdasarkan
tingkat aspirasi perolehan nilai keuntungan minimal Rp 400.000
Probabiltas Keuntingan Produk A adalah 0.6
Probabiltas Keuntungan Produk B adalah 0.4
Probabilitas Keuntungan Produk C adalah 0
Jadi Alternatif produk A terpilih karena memiliki
probabilitas keuntungan 0,6 dan keuntungan yang akan didapatkan berdasarkan
probablitas tersebut adalah Rp.900.000
ANALISA PERANCANGAN KERJA (TEKNIK TATA CARA KERJA)
FAKULTAS TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI - ANALISA PERANCANGAN KERJA (TEKNIK TATA CARA KERJA)
Buku referensi yang dapat digunakan untuk dijadikan buku pegangan dalam mata kuliah ini yaitu :
- Sutalaksana, Iftikar dkk .1979 Teknik Tata Cara Kerja
- Wignjosoebroto, Sritomo. Teknik dan Tata Cara Kerja
Gambar dibawah ini adalah hasil foto dari Isi buku Teknik Tata Cara Kerja dari Sutalaksana, yang terdiri dari :
- Cover
- Daftar Isi
- Pendahuluan
- BAB 1
Contoh kegiatan yang termasuk Lambang Operasi dalam peta kerja :
- Pekerjaan membubut besi dengan mesin Bubut
- Pekerjaan menggergaji kayu dengan Gergaji
- Pekerjaan melubangi besi dengan menggunakan mesin Drilling
- Pekerjaan penyayatan besi dengan menggunakan
mesin Frais
Contoh kegiatan yang termasuk Lambang Pemeriksaan dalam peta kerja:· Menguji Kualitas dan kuantitas bahan baku dan bahan pembantu produksi teh botol· Meneliti informasi bahan benda kerja yang akan dibubut· Mengukur benda kerja yang akan dibubutContoh Kegiatan yang termasuk Lambang Transportasi dalam peta kerja :· Memindahkan benda kerja dari mesin bubut ke mesin frais· Memindahkan baju yang telah dicuci kedalam pengering baju di mesin cuciContoh Kegiatan yang termasuk Lambang Menunggu dalam peta kerja :· Benda kerja menunggu untuk di bubut di mesin bubut· Hasil baju cucian menunggu dikeringkan
Contoh Kegiatan yang termasuk Lambang Penyimpanan dalam peta kerja :
· Menyimpan dokumen- dokumen hasil praktikum· Menyimpan buku-buku kuliah di rak bukuContoh kegiatan kerja yang termasuk kegiatan kerja keseluruhan· Kegiatan Pembuatan Tahu· Kegiatan pembuatan Kursi Kuliah· Kegiatan pembuatan sop buah· Kegiatan Mencuci baju manualContoh kegiatan kerja yang termasuk kegiatan kerja setempat· Kegiatan menjahit baju yang terlepas-lepas benangnya· Kegiatan mengupas sayur-sayuran dan buah-buahan· Kegiatan menulis sebuah catatan pada saat belajar· Kegiatan mencuci piring

·
Subscribe to:
Posts (Atom)